BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara etimologis geologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya bumi
dan logos yang artinya ilmu. Jadi, geologi adalah ilmu
yang mempelajari bumi. Secara umum, geologi
adalah ilmu yang mempelajari planet bumi, termasuk komposisi,
keterbentukan, dan sejarahnya. Karena bumi tersusun oleh
batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan
hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain, batuan merupakan
objek utama yang dipelajari dalam geologi.
Konsep waktu ditemukan di Edinburgh pada
dekade 1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton. Mereka
menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di sepanjang sejarah hidup
manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah rentang hidup manusia
dan bahwa umur planet bumi hanya 6000 tahun—yang dihitung oleh Uskup
Ussher berdasarkan kronologi alkitab. Hutton dan kawan-kawan telah mempelajari
batuan di sepanjang pesisir Skotlandia dan menyimpulkan bahwa setiap formasi batuan,
betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan lain yang jauh lebih tua.
Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu terentang sangat jauh melebihi kemampuan manusia untuk bayangkan. Penemuan
tersebut merubah cara pandang manusia terhadap bumi,
planet, bintang juga terhadap
kehadiran manusia itu sendiri. Sesungguhnya, konsep waktu yang berdasarkan
observasi formasi batuan tersebut berakar dari prinsip paling dasar dalam ilmu geologi,
yaitu prinsip keseragaman (uniformitarianisme), yang menjadi dasar geologi
modern.
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli
geologi dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang
terjadi sepanjang sejarah bumi. Dalam makalah
ini akan dibahas mengenai pengukuran waktu geologi dengan beberapa prinsip
diantaranya waktu relatif, superposisi, fosil dan prinsip potong memotong, dan
waktu absolut (mutlak) yang sampai saat ini digunakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan waktu geologi?
2. Bagaimana prinsip proses keseragaman dapat menjelaskan penentuan waktu
geologi?
3. Apa yang dimaksud dengan waktu relatif?
4. Bagaimana prinsip superposisi dapat menjelaskan penentuan waktu waktu
relatif?
5. Bagaimana fosil dapat membantu ilmuwan dalam menjelaskan peristiwa yang
terjadi secara berurutan?
6. Apa yang dimaksud dengan kolom waktu geologi?
7. Bagaimana prinsip radioaktivitas digunakan dalam penentuan usia batuan?
8. Bagaimana penggunaan radioaktif C-14 untuk menentukan usia batuan?
9. Bagaimana varves digunakan untuk menentukan usia batuan?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan
waktu geologi.
2. Menjelaskan proses
prinsip keseragaman.
3. Menjelaskan waktu
relatif.
4. Menjelaskan prinsip
superposisi.
5. Menjelaskan penetuan
urutan kejadian suatu peristiwa menggunakan fosil.
6. Menjelaskan kolom waktu geologi.
7. Menjelakan
pemanfaatan radioaktivitas untuk menentukan usia batuan.
8. Menjelaskan penggunaan C-14 untuk menentukan usia batuan.
9. Menjelakan
pemanfaatan varves untuk mencari usia
batuan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Waktu Geologi
1. Waktu Geologi dan Riwayat Batuan
Berapa lama
manusia dapat hidup? Waktu
hidup manusia dalam periode satu tahun merupakan waktu yang lama. Selain itu, jika hanya memandang jam, satu menit
terasa waktu yang lama. Konsep dalam melihat waktu adalah beberapa hal yang dibandingkan tadi. Perkiraan para ahli geologi Sungai Kolorado membutuhkan waktu sekitar sepuluh juta
tahun dalam pembentukan Grand Canyon. Perbandingan dengan waktu sepuluh juta tahun, satu tahun adalah waktu yang sangat pendek dan
tidak signifikan.
Jika berpikir tentang kejadian geologi,
seperti pembentukan Grand Canyon, para ilmuan
menggunakan pembanding waktu untuk sebuah kejadian yakni menggunakan waktu geologi—seluruh
waktu yang telah dilalui sejak asal mulanya bumi. Ahli geologi memperkirakan
waktu geologi sekitar 4,6 milyar tahun. Perbandingan dengan jumlah umur
ini, kejadian pembentukan Grand Canyon merupakan waktu yang
singkat.
Tidak ada catatan tertulis pada setiap
kejadian yang terjadi di seluruh bum—pegunungan mengalami
peningkatan dan penurunan, lautan memasuki daratan (transgresi) dan kembali
lagi, serta magma membentuk
gunung api. Bagaimana kejadian-kejadian itu
terbentuk telah ‘tercatat’ di dalam batuan yang
berada di kerak bumi. Ahli geologi dapat membacanya dari lapisan batuan,
seperti yang tersingkap di Grand Canyon, seperti halnya
mereka itu adalah halaman di dalam buku sejarah bumi. Batuan tidak hanya
menyediakan fakta fakta apa yang terjadi, tapi juga menyediakan informasi
kejadian di setiap tempat.
2. Prinsip Proses Keseragaman
Dasar dari para
ahli geologi untuk menginterpretasikan bumi pada masa lampau sangat sederhana
dan merupakan asumsi yang penting. Proses yang terjadi di bumi hari ini sama
dengan keseluruhan proses dalam sejarah bumi. Pemikiran ini disebut sebagai prinsip proses keseragaman. Hal ini menyatakan
bahwa hukum fisika dan hukum kimia menjelaskan tidak adanya perbedaan peritiwa
geologis pada lain waktu. Oleh karena itu, proses dalam pembentukan bumi sampai
hari ini masih terjadi walaupun tidak harus tingkatan prosesnya sama dengan
sekarang.
Kini, air mengalir membawa material
batuan serta tanah yang disebut dengan proses erosi. Prinsip kesamaan
proses menyatakan bahwa erosi selalu terjadi karena melibatkan hukum fisika dan
kimia di dalam proses erosi. Bagaimanapun tingkatan tenaga
dari erosi ini berbeda dengan yang sebelumnya. Contohnya, jika hal ini berada
pada area yang kaya akan vegetasi maka proses erosi akan menjadi lemah karena
akar tanaman menjadi penopang tanah tetap ditempatnya.
B. Waktu Relatif
1. Waktu Relatif:
Urutan Peristiwa Geologis Tidak Berpatokan pada Tanggal.
Waktu umur
relatif ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif
terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Sejak lama sebelum
para ahli geologi dapat menentukan umur bebatuan berdasarkan angka seperti saat
ini, ahli geologi pertama kali
mencoba untuk menempatkan peristiwa dalam relatif waktu—urutan peristiwa
terjadi tanpa tanggal yang sebenarnya, yang kemudian ahli geologi
mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Skala waktu relatif
dikembangkan pertama kalinya di Eropa sejak abad ke 18 hingga abad ke 19.
Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa)
yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan
Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala).
Nama-nama seperti Paleozoikum atau
Kenozoikum tidak hanya sekedar kata yang tidak memiliki arti, akan tetapi bagi
para ahli geologi, kata tersebut mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai
kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai contoh, kata Zoikum merujuk
pada kehidupan binatang dan kata “Paleo” yang berarti purba, maka arti kata
Paleozoikum adalah merujuk pada kehidupan binatang-binatang purba, “Meso” yang
mempunyai arti tengah/pertengahan, dan “Keno” yang berarti sekarang. Sehingga
urutan relatif dari ketiga kurun tersebut adalah sebagai berikut: Paleozoikum,
kemudian Mesozoikum, dan kemudian disusul dengan Kenozoikum.
Sebagaimana diketahui bahwa fosil adalah
sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali, seperti tulang, cangkang, atau
daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak (track), lubang-lubang (burrow)
atau kesan daripada kehidupan masa lalu diatas bumi. Para ahli kebumian yang
khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai paleontolog,
yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba. Fosil dipakai
sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari semua Eon (Kurun) dan
Era (Masa) diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena kisaran waktu tersebut
sering kali dikenal atas dasar kehidupan binatangnya. Batuan yang terbentuk
selama Masa Proterozoikum kemungkinan mengandung fosil dari organisme yang
sederhana, seperti bacteria dan algae. Batuan yang terbentuk selama Masa Fanerozoikum
kemungkinan mengandung fosil-fosil dari binatang
yang komplek dan tanaman seperti dinosaurus dan mamalia.
Skala
waktu geologi yang ditetapkan oleh International Union of Geological Sciences
(IUGS) pada tahun 2004 membagi sejarah bumi ke dalam beberapa interval waktu
yang berbeda-beda panjangnya dan terukur dalam satuan tahun kalender. Interval
terpanjang adalah Kurun. Setiap Kurun terbagi menjadi beberapa Masa. Setiap Masa terdiri dari beberapa Zaman,
dan Zaman terbagi menjadi beberapa Kala.
Rincian dari Kurun, Masa, Zaman, Kaladengan
peristiwa yang terjadi dan periode waktu dapat dilihat pada uraian berikut:
a. Ada tiga Kurun:
Arkaikum, Proterozoikum dan Fanerozoikum. Kurun Arkaikum adalah kurun pertama,
dimulai sekitar 3.8 milyar hingga 2.5 milyar tahun yang lalu. Kurun sebelum
Arkaikum, dikenal sebagai Pra-Arkaikum, ditandai oleh pembentukan planet bumi.
Kurun Proterozoikum dimulai sekitar 2.5 milyar tahun yang lalu hingga 542 juta
tahun yang lalu. Kurun Arkaikum dan Proterozoikum juga disebut Pra-Kambrium.
Kemunculan besar-besaran dari hewan invertebrata menandai akhir dari
Proterozoikum dan dimulainya Kurun Fanerozoikum.
b. Kurun Fanerozoikum
dimulai sekitar 542 juta tahun yang lalu dan berlanjut hingga sekarang. Terbagi
menjadi tiga Masa: Paleozoikum (542 – 251 juta tahun yang lalu), Mesozoikum
(251 – 65 juta tahun yang lalu) dan Kenozoikum (65 juta tahun yang lalu hingga
sekarang).
c. Masa Paleozoikum
terbagi menjadi enam Zaman. Dari yang tertua hingga termuda adalah Kambrium
(542 – 488 juta tahun yang lalu), Ordovisium (488 – 444 juta tahun yang
lalu), Silurium (444 – 416 juta tahun yang lalu), Devonium (416 – 359 juta
tahun yang lalu), Karbon (359 – 299 juta tahun yang lalu), dan Permium (299 –
251 juta tahun yang lalu). Masa Paleozoikum diawali dengan kemunculan banyak
bentuk kehidupan yang berbeda-beda, yang terawetkan sebagai kumpulan fosil dalam
sikuen batuan di seluruh dunia. Masa ini berakhir dengan kepunahan massal lebih
dari 90 persen organisme pada akhir Zaman Permium. Penyebab kepunahan pada
akhir Permium ini belum diketahui pasti hingga saat ini.
d. Masa Mesozoikum
terbagi menjadi Zaman Trias (251 – 200 juta tahun yang lalu), Zaman Jura (200 –
145 juta tahun yang lalu), dan Zaman Kapur (145 – 65 juta tahun yang lalu).
Masa Mesozoikum dimulai dengan kemunculan banyak jenis hewan baru, termasuk
dinosaurus dan ammonite, atau cumi-cumi purba. Masa Mesozoikum berakhir dengan
kepunahan massal yang memusnahkan sekitar 80 persen organisme saat itu.
Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh tabrakan asteroid ke bumi yang
sekarang kawah bekas tabrakan ditemukan di sebelah utara Semenanjung Yucatan,
Meksiko.
e. Masa Kenozoikum
terbagi menjadi dua Zaman, Paleogen (65 – 23 juta tahun yang lalu) dan Neogen
(mulai dari 23 juta tahun yang lalu hingga sekarang). Zaman Paleogen terdiri
dari tiga Kala: Kala Paleosen (65 – 56 juta tahun yang lalu), Kala Eosen (56 –
34 juta tahun yang lalu) dan Oligosen (34 – 23 juta tahun yang lalu). Zaman
Neogen terbagi menjadi empat Kala: Kala Miosen (23 – 5.3 juta tahun yang lalu),
Pliosen (5.3 – 1.8 juta tahun yang lalu), Pleistosen (1.8 juta – 11,500 tahun
yang lalu) dan Holosen (dimulai dari 11,500 tahun yang lalu hingga sekarang).
Kala Holosen ditandai oleh penyusutan yang cepat dari benua es di Eropa dan
Amerika Utara, kenaikan yang cepat dari muka air laut, perubahan iklim, dan
ekspansi kehidupan manusia ke segala penjuru dunia.
2. Prinsip Superposisi
Ketika sebuah sebuah tas koper dibongkar, dapat diyakini bahwa lapisan paling
bawah pakaian itu dimasukkan ke dalam lebih dulu sebelum lapisan pakaian di
atasnya. Pengamatan sederhana
mirip ke prinsip dasar yang membantu para ilmuwan menentukan urutan peristiwa
geologi.
3. Fosil dan Prinsip Potong-Memotong
Orang yang mula-mula memperhatikan kehadiran
fosil dalam batuan adalah William Smith (1769-1839), seorang peneliti dari
Inggris. Ia mencermati singkapan-singkapan batuan yang masih segar pada
penggalian tambang, kupasan jalan dan galian parit. Dalam urutan formasi yang
terdiri dari selang-seling pada serpihan batu pasir yang
sangat mirip, tetapi fosil yang dikandungnya tidak sama. Tiap lapisan serpih
mengandung himpunan fosil tersendiri. Kegiatan yang menyamakan fosil dan urutan
batuan dinamakan korelasi. Smith mengembangkan suatu metoda dimana dia dapat
memprediksi lokasi dan sifat batuan di bawah permukaan. Setelah Smith
mengemukakan bahwa himpunan fosil di Inggris berubah secara sistematis dari
lapisan yang tua ke lapisan yang muda, maka peneliti-peneliti lain di dunia
menjumpai hal yang sama.
Seorang ahli geologi dapat menentukan umur
lapisan batuan dalam bentuk umur absolut atau umur relatif. Dalam penentuan
umur relatif lapisan batuan, ilmuwan menggunakan tiga prinsip sederhana.
Prinsip pertama adalah Hukum Superposisi, yang menyatakan bahwa pada perlapisan
batuan yang tidak terganggu, lapisan batuan yang lebih muda akan berada di atas
lapisan batuan yang lebih tua. Prinsip kedua adalah Hukum Hubungan
Potong-memotong, yang menyatakan bahwa setiap kenampakan batuan atau struktur
yang memotong dan mengganggu lapisan batuan selalu lebih muda daripada lapisan
batuan yang dipotong tersebut.
Prinsip ketiga, yaitu suksesi fosil,
berhubungan dengan fosil yang terekam di dalam batuan sedimen. Pemetaan
mendalam di seluruh dunia menunjukkan bahwa batuan yang terbentuk pada interval
waktu tertentu mengandung kombinasi fosil yang tertentu pula. Batuan
Paleozoikum mengandung fosil trilobita dan graptolit, batuan Mesozoikum
mengandung fosil sisa-sisa dinosaurus dan ammonite, batuan Kenozoikum
mengandung fosil sisa-sisa tumbuhan bunga dan banyak fosil mamalia. Dengan menggunakan
petunjuk kandungan fosil di dalam sikuen batuan, meskipun berbeda letak
geografis, ahli paleontologi dapat menyimpulkan bahwa sikuen batuan yang
mengandung jenis fosil yang sama kemungkinan juga memiliki umur yang sama.
Ketiga metode ini digunakan untuk penentuan umur relatif.
Faunal succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778): Pada
setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda
pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan fosil yang berada pada lapisan bawah
akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.
Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan
digantikan (terlindih) dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan
fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai
pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
Masing-masing dari jaman pada skala waktu
geologi tersebut memiliki fosil penciri yang disebut fosil indeks. Ciri-ciri dari fosil
indeks tersebut ialah:
a. Memiliki rentang hidup yang singkat.
b. Penyebarannya luas.
c. Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan
cuaca apapun dalam satu jaman.
Untuk dapat mengidentifikasi lapisan batuan
di berbagai tempat yang terpisah, mungkin sangat jauh, apakah terbentuk pada
masa yang sama, dapat mempergunakan fosil pada diagram dalam. Apabila tidak
dapat dijumpai fosil indeks yang sama, maka dipergunakan kesamaaan himpunan
fosil yang terkandung dalam lapisan batuan tersebut.
4. Kolom Waktu geologi
Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu
geologi. Nama-nama dari semua Eon (Kurun) dan Era (Masa) diakhiri dengan kata
zoikum, hal ini karena kisaran waktu tersebut sering kali dikenal atas dasar
kehidupan binatangnya.
C. Waktu Absolut (Mutlak)
1. Elemen Radioaktif dan Waktu Absolut (Mutlak)
Ketika ilmuwan pertama kali mulai mengenal
umur geologi, hanya dapat diketahui apakah batuan itu lebih tua atau
lebih muda daripada batuan lain. Hari ini, ahli
geologi telah memiliki metode untuk mempelajari usia sebenarnya dari batuan dan
mengetahui peristiwa-peristiwa geologis yang disebut dengan waktu absolut (mutlak). Metode ini paling sering digunakan untuk menghitung usia absolut batuan
yang didasarkan pada tingkat peluruhan dari unsur-unsur radioaktif dalam batuan.
Batuan terbuat dari mineral dan mineral
terbuat dari atom. Beberapa mineral mengandung bentuk elemen yang dikenal
sebagai isotop, yakni berupa atom yang dapat berubah seiring waktu. Isotop ini meluruh
dan membentuk unsur-unsur lain atau isotop lain dari unsur yang sama. Lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk setengah atom dari isotop radioaktif meluruh disebut waktu paruh. Selain itu, dapat
diketahui pula paruh isotop
tertentu. Untuk menentukan
umur absolut dari batuan, para ilmuan mengukur radio isotop lain yang tersisa
dalam batuan dengan metode yang disebut perhitungan
radiometrik. Unsur-unsur yang meluruh berfungsi sebagai ‘jam’ di
dalam batuan, terhitung dari tahun sejak batuan terbentuk.
Spektrometer massa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat peluruhan isotop radioaktif tertentu. Bahkan, potongan mikroskopis batuan dapat dideteksi secara akurat dengan alat tersebut.
Spektrometer massa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat peluruhan isotop radioaktif tertentu. Bahkan, potongan mikroskopis batuan dapat dideteksi secara akurat dengan alat tersebut.
Meskipun terdapat banyak isotop radioaktif,
tetapi hanya sedikit yang membantu dalam menetukan umur absolut batuan. Sebuah isotop unsur
uranium, uranium-238 (238U), digunakan untuk menentukan umur batuan
yang sangat tua. Para ilmuwan telah mengetahui bahwa 4,5 miliar tahun
adalah waktu yang dibutuhkan untuk setengah dari
jumlah atom 238U meluruh menjadi isotop
timbal, timbal-206 (206Pb). Oleh karena itu, waktu paruh 238U adalah 4,5 milyar
tahun. Timbal-206 tidak terbentuk begitu saja. Jika sampel batuan mengandung 206Pb sebanyak 238U, maka setengah 238U harus diubah
menjadi bentuk timbal.
Setelah 4,5 miliar tahun, atau satu kali
waktu paruhnya, setengah dari 238U yang telah meluruh menjadi 206Pb. Rasio 238U untuk 206Pb adalah 50 : 50. Setelah 9 miliar
tahun, atau dua kali waktu paruhnya, setengah dari sisa 238U tersebut meluruh
menjadi 206Pb. Rasio 238U untuk 206Pb sekarang 25 : 75. Proses peluruhan
tersebut terjadi terus-menerus meskipun ada perubahan tekanan atau suhu di
batuan.
Uranium merupakan radioaktif yang digunakan
untuk menentukan umur batuan dengan rentang jutaan atau milyaran tahun. Untuk
menghitung batuan kurang dari dua juta tahun, yang digunakan adalah kalium-40 (40K).
Kalium-40 memiliki waktu paruh 1,3 miliar tahun. Kalium-40 meluruh menjadi
argon-40 (40Ar). Beberapa batu pasir mengandung beberapa mineral yang
mengandung 40K. Dengan
membandingkan jumlah 40K dan 40Ar dalam sampel
batuan sedimen, para ilmuwan dapat menentukan umur batuan.
2. Penentuan Usia Absolut dengan Atom Karbon-14
Karbon merupakan radioaktif yang digunakan
untuk menentukan umur absolut batuan yang hidup dari makhluk hidup, seperti
kayu, tulang, dan kerang. Karbon-14 (14C) meluruh menjadi nitrogen-14 (14N). Karbon-14 memiliki
waktu paruh 5730 tahun, yang berarti bahwa setengah 14C akan meluruh
menjadi 14N dalam 5730 tahun.
Semua makhluk hidup membutuhkan karbon
selama hidup. Rasio atom 14C untuk isotop karbon lainnya tetap sama
selama organisme hidup. Saat makhluk hidup mengalami
kematian, 14C mulai meluruh sehingga persentase 14C dalam tubuh makhluk hidup menurun. Dengan membandingkan
jumlah atom 14C ke seluruh karbon
dalam bahan organik yang telah mati, para ilmuwan dapat menentukan berapa lama suatu organisme hidup.
Dalam kasus lain, ilmuwan menemukan fosil pohon pinus terkubur dalam abu vulkanik. Kemudian, dapat ditentukan persentase 14C dalam fosil pohon menjadi seperempat
kalinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tepat dua kali waktu paruh telah berlalu, yang
berarti bahwa pohon pinus yang ditanam oleh abu dari letusan gunung berapi 11.460
tahun yang lalu.
Sampel fosil tua usia sekitar 40.000 tahun
mengandung 14C sangat sedikit. Untuk itu, metode 14C tidak dapat
digunakan sampai saat ini untuk menentukan umur absolut yang lebih dari 40.000
tahun. Akan tetapi, para ilmuwan
sekarang dapat menggunakan mesin, yang disebut akselerator partikel untuk membantu
menentukan usia fosil yang sangat tua. Dengan menggunakan
alat ini, para ilmuwan dapat mengukur secara tepat jumlah atom 14C dalam bahan
organik. Fosil setua 70.000
tahun dapat dihitung dengan metode 14C.
3. Penggunaan Varves dalam Penghitung Waktu
Sedimen yang membeku di musim dingin akan
membentuk endapan. Endapan ini yang disebut sebagai varve, yang terdiri dari
dua lapisan. Terdapat sebuah lapisan halus, berwarna gelap, berbentuk tanah
liat memungkinkan butiran halus untuk menetap karena permukaan air tenang. Di musim panas,
lapisan butiran lebih besar,
berwarna terang, dan terbentuk partikel-partikel
di dalam air akibat arus yang disebabkan
oleh angin yang bertiup melintasi permukaan. Setiap tahun dua
lapisan tersebut mengendap di danau.
Varve terbentuk dari
endapan selama musim panas sampai
dengan musim dingin. Masing-masing varve memiliki ketebalan
sekitar 4-7 cm tebal yang merupakan endapan yang terbentuk selama sekitar 10
tahun.
Varves merupakan penentu
waktu absolut. Akan tetapi, varve hanya menampilkan
periode waktu di mana sedimen telah mengalami
pengendapan, bukan menetukan usia endapan sedimen di waktu yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Waktu
geologi merupakan seluruh waktu
yang telah dilalui sejak asal mulanya bumi.
2. Proses
prinsip keseragaman merupakan kesamaan proses yang terjadi di muka bumi dalam sejarah bumi.
3. Waktu relatif merupakan waktu yang mengacu pada urutan peristiwa
terjadi, terlepas dari tanggal yang sebenarnya dari peristiwa
tersebut.
4. Prinsip superposisi menjelaskan bahwa lapisan batuan sedimen yang berada di
bawah, dalam kondisi normal (tidak terdeformasi) lebih tua daripada lapisan di
atasnya.
5. Penetuan
urutan kejadian suatu peristiwa menggunakan fosil merupakan pemetaan mendalam di seluruh dunia yang menunjukkan bahwa batuan
yang terbentuk pada interval waktu tertentu mengandung kombinasi fosil tertentu
pula.
6. Dua kolom waktu geologi yang dikenal, yaitu Eonzoikum dan Erazoikum.
7. Atom-atom radioaktif yang dapat digunakan untuk menentukan umur batuan dengan rentang usia tertentu
diantaranya adalah uranium-238 (238U) dan kalium-40 (40K).
8. Penggunaan metode karbon-14 (14C) tidak untuk menentukan umur absolut yang
lebih dari 40.000 tahun.
9. Dalam penentuan waktu absolut, varves hanya menampilkan
periode waktu di mana sedimen telah mengalami pengendapan, bukan menetukan usia
endapan sedimen di waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Marsha Barber & Kelly S. Kissamis. 1990. Earth Science. USA, Glenview,
Illinois: Scott, Foresman and Company.
http://kelompok5stratigrafi.wordpress.com/2011/10/29/prinsip-prinsip-dasar-stratigrafi/(diakses
pada tanggal 9 Maret 2012)
http://yudi81.wordpress.com/2011/05/07/skala_waktu_geologi/(diakses
pada tanggal 9 Maret 2012)
http://iqbalputra.wordpress.com/2008/12/17/umur-geologi/